Uncategorized

Patriarki

Patriarki adalah praktik perbudakan terselubung terhadap perempuan. Terselubung karena seringkali mengatasnamakan cinta, agama, budaya atau tradisi.

Pernikahan adalah jembatan menuju perbudakan tersebut. Suami memperbudak istri demi atas nama cinta atau agama. Suami memperbudak anak perempuan atas nama cinta atau agama. Anak laki-laki dipersiapkan untuk menjadi pelaku patriarki selanjutnya, anak perempuan dipersiapkan untuk menjadi korban patriarki selanjutnya.

Banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka korban patriarki, bahwa mereka telah disakiti oleh suami mereka, saudara laki-laki mereka, ayah mereka. Mengapa? Karena mereka sudah dicuci otaknya sejak dari kecil. Mereka mempercayai bahwa kesuksesan perempuan diukur dari pengabdian mereka pada suami atau ayah. Bahwa kesempurnaan perempuan diukur dari bisa atau tidaknya mereka menikah dan memiliki anak. Bahwa perempuan harus selalu mendahulukan suami, ayah, saudara laki-laki mereka. Bahwa perempuan bertanggungjawab mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Bahwa perempuan bertanggungjawab dalam segala pekerjaan rumah tangga. Mereka mempercayai itu dan melanjutkan kepercayaan itu pada anak-anak mereka. Atas nama cinta, agama, tradisi atau apapun itu.

Banyak laki-laki yang tidak menyadari bahwa mereka adalah pelaku patriarki, bahwa mereka telah menyakiti istri mereka, ibu mereka, anak perempuan mereka. Mengapa? Karena mereka sudah dicuci otaknya sejak dari kecil. Mereka mempercayai bahwa laki-laki diciptakan untuk menjadi pemimpin kaum perempuan. Bahwa laki-laki harus kuat dan tidak boleh menangis. Bahwa laki-laki bertanggungjawab jawab atas perempuan, harus melindungi perempuan karena perempuan itu lemah. Bahwa kesuksesan laki-laki diukur dari seberapa banyak materi yang bisa mereka hasilkan, seberapa banyak perempuan yang tertarik pada mereka. Bahwa kebahagiaan laki-laki diukur dari bisa tidaknya mereka mendidik/mengontrol istri dan anak-anak mereka. Bahwa perempuan harus tunduk patuh pada mereka. Bahwa mereka hanya bertugas mencari nafkah dan menjadi sangat mulia karena tugasnya tersebut. Mereka mempercayai itu dan melanjutkan kepercayaan itu pada anak-anak mereka. Atas nama cinta, agama, tradisi atau apapun itu.

Sebagian perempuan tersadar dari perbudakan itu, mereka berontak, memerdekakan diri. Menyadari bahwa perempuan adalah sama-sama manusia dengan laki-laki. Perbedaan hanya dari segi fisik, perempuan memiliki rahim, payudara yang lebih besar dari laki-laki dan memiliki vagina. Laki-laki memiliki penis, janggut, kumis dan suara yang lebih besar dari perempuan. Selain dari perbedaan fisik, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama (politik, sosial, ekonomi, personal).
Sebagian laki-laki tersadar bahwa mereka telah menyakiti orang yang mereka cintai. Mereka menyadari mereka harus berubah. Laki-laki dan perempuan harus berubah bersama, meniadakan praktik perbudakan terselubung. Memanusiakan laki-laki dan perempuan. Merdeka!

 

Standard